Hari ke 5 Ramadhanku

Suasana Iftor di Labschool Rawamangun


Aku melirik ke sisi kiri bawah dari layar laptopku. Terlihat angka 20:53 yang menunjukkan sekarang sudah hampir jam sembilan malam. Tampil pula informasi sekarang tanggal 2 Juli 2014. Ini berarti sekarang sudah hari ke 4 Ramadhan versi pemerintah dan hari ke 5 Ramadhan versi Muhammadiyah.



Aku mengikuti jadwal yang ditetapi oleh organisasi Muhammadiyah. Walaupun teman – teman dan lingkungan tempatku PKL (Praktek Kerja Lapangan) mengikuti jadwal pemerintah, namun mereka tetap menghormati keyakinanku mengikuti jadwal Muhammadiyah.

Alhamdulillah pagi ini aku bangun tepat sepuluh menit sebelum azan subuh. Sehingga aku masih bisa sahur dengan sebotol air mineral. Sebenarnya aku sudah terbangun jam dua dini hari, namun karena faktor lelah (lelah untuk membuka mata :D) aku jadi kembali terlelap. Untungnya hari ini aku ada agenda pendaftaran pembekalan PPL (Praktek Pengamalan Lapangan/Praktek mengajar) di kampusku, sehingga aku bisa izin ke instruktur PKL ku untuk tidak hadir ke kantor. Karena hanya agenda pendaftaran, aku berencana langsung minggat ke kantor tempatku PKL. Namun takdir berkata lain. Entah karena rasa lelah yang luar biasa (lagi-lagi lelah untuk membuka mata :D), aku jadi baru bisa ke kampus tepat pukul setengah tiga sore. Bersyukur karena ketika mendaftar, aku jadi orang terakhir yang mendaftar. Walaupun ada satu orang lagi yang memaksa panitia pembekalan PPL. (maklum yang dateng cewe, jadi panitia pun luluh, he..he.. , sory ya panitia XD).

Singkat cerita, setelah salat asar aku segera mengambil laptop kemudian duduk di saf paling belakang musola albiruni (padahal ada temen-temen albiruni lagi pada rapat, afwan ya akh XD). Langsung buka aplikasi Tweet Deck, terus cek twitter BEM FT dan tentunya twitter pribadi. Betapa senangnya hatiku ketika bang Inggar mention dengan kalimat “@Rozan_Hilmy bro tulisannya sudah dikirim, silakan cek email”. Sekedar info bang ingar ialah alumni UNJ, ia juga seorang wartawan di beritasatu.com dan pernah menulis total 15 buku loh (uwaw..). ia juga motivatorku dalam dunia tulis menulis. Oke, langsung saja aku buka email BEM FT, download artikelnya, terus langsung saya baca (biasa kita sortir dulu sebelum di publish di web ;D). Artikelnya berjudul “Menghidupkan Gerakan Mahasiswa Cinta Menulis”. Sungguh luar biasa, aku jadi semakin semangat dalam menulis. Untuk teman-teman yang ingin membaca artikelnya harap bersabar ya, karena akan saya publish di web bemftunj.org hari senin tanggal 7 Juli 2014.

Di saat senang dengan kiriman artikel dari bang ingar, aku juga kagum karena pada inbox email tertera email dengan subject “Artikel Untuk Web BEM FT”. Ini baru mahasiswa, tidak hanya pandai bicara, namun juga aktif dalam membaca dan menulis, MANTAP. Artikel ini ditulis oleh mahasiswa dari jurusan IKK, artikelnya cukup bagus dan tentunya bermanfaat. Bukti dari kebermanfaatannya ialah dari judul artikelnya. “Menjaga Kondisi Tubuh Selama Berpuasa”. Subhanallah, mahasiswi yang satu ini saya acungkan 3 Jempol karena sudah berani untuk menulis. Langsung saja aku baca artikelnya, memang sih sangat berbeda jauh tulisannya dengan bang ingar, ada beberapa kata yang tidak pas, kemudian ada beberapa yang salah dalam penulisan, namun aku tetap kagum. Karena tidak banyak mahasiswa UNJ pada saat ini yang senang menulis, apalagi membaca. Dan aku yakin kalau ia tetap konsisten dalam menulis dan membaca, pasti nantinya ia akan menjadi penulis yang handal. (Semangat!!!)

Bermain Twitter dengan Multi akun, membaca dua artikel karya bang ingar dan mahasiswi jurusan IKK, kemudian update informasi di web bemftunj.org. Membuatku sedikit lupa untuk melirik ke arah jam tanganku. Sudah tinggal sepuluh menit lagi azan magrib. Aku pun bergegas memasukan laptop ke dalam tas, kemudian ke ruangan BEM FT lalu mengunci pintunya. Setelah itu bergegas ke masjid Labschool Rawamangun yang terletak bersebelahan dengan kampus UNJku.

Sudah tiga ronde Ramadhan, aku berbuka puasa di masjid Labschool Jaktim ini. Jadi satu dan dua tahun lalu, ketika masih ada senpai (bahasa Jepang artinya Senior/kakak kelas) yang ikut berbuka puasa bersamaku di masjid labschool Jaktim. Senpai yang setia menemani di kala susah dan senang. Senpai yang suka memberi motivasi dan masukan. Senpai yang sering mentraktirku makan ketika aku kekurangan uang. Seakan aku seperti adik kandungnya. Sekarang para senpai sudah sulit untuk kutemui, ada yang sibuk karena pekerjaannya, ada yang pulang ke Kalimantan, pulang ke Bali, pulang ke Jawa Timur, dsb. Hahhh.. aku menghela napas sambil teriak dalam hati. KANGEN SENPAIIII. Salahku juga sih, kenapa dari semester pertama temenannya sama para senior, bahkan ada juga senior yang sudah alumni. yah ngak apa-apalah, yang penting motivasi dan saran dari para senpai akan terus berkenang dalam hati.

Sekian dulu ya cerita hari ini, sampai jumpa di kisahku yang lainnya.

Comments