Membangun kepercayaan dalam usaha

Oleh : Rozan Hilmy Abdul Hanif
Ka. Departemen Pemasaran & Usaha Nuraniku
(hilmynotes.blogspot.com)

Membangun kepercayaan merupakan hal yang penting dalam membina dan mempererat tali silaturahmi. Hal ini telah dibuktikan oleh baginda Nabi besar Muhammad Saw yang juga dijuluki Al-Amin (Orang yang dapat dipercaya). Beliau membangun peradaban Islam dengan menanamkan modal kepercayaan pada setiap pengikutnya. Sehingga peradaban Islam yang sebelumnya sangat sulit mendapat tempat di lingkungan masyarakat Arab menjadi mudah diterima dan berkembang sangat dahsyat, bahkan setelah meninggalnya Nabi Muhammad pun Islam masih terus melebarkan sayapnya ke seluruh penjuru Arab hingga seluruh belahan dunia.

Membangun kepercayaan juga telah dicontohkan Rasulullah dalam berwirausaha. Dan Beliau menjadi wirausahawan sukses, terbukti ketika Rasulullah melamar Siti Khadijah dengan mahar empat puluh ekor unta merah. Dari peristiwa tersebut, bisa dibayangkan bahwa baginda Rasulullah Saw memang benar-benar memiliki kekayaan yang berlimpah.
        Sudah banyak bukti yang menjelaskan bahwa membangun kepercayaan bisa meningkatkan penghasilan, ditambah membangun kepercayaan bisa mempererat tali silaturahmi (persaudaraan). Untuk itulah diperlukan adanya kesadaran untuk membangun sebuah kepercayaan. Kuncinya ialah bagaimana bersikap jujur dan ramah pada setiap orang (konsumen), dengan begitu konsumen pun akan senang dengan kita. Kalau konsumen sudah senang dengan kita maka kemungkinan besar ia akan menjadi pelanggan tetap kita.

Berawal dari kesadaran membangun kepercayaan inilah maka dirasa sangat perlu apabila konsep membangun kepercayaan pada kegiatan wirausaha. Tentunya konsep ini tidaklah efektif apabila hanya diterapkan dalam berwirausaha saja. Namun perlu diterapkan pula dalam keseharian hidup kita. Dengan begitu akan semakin banyak konsumen yang menjadi pelanggan tetap karena konsumen senang dengan sikap kita sehari-hari.

Membangun kepercayaan yang efektif selain perlu diterapkan dalam keseharian hidup kita, tentunya akan dirasa kurang apabila kita tidak menjalaninya dengan ikhlas dan hati yang lapang. Karena apabila sikap baik kita terhadap konsumen hanya bertujuan untuk bisnis semata maka sangat mungkin konsumen kita akan berkurang. Hal ini dikarenakan sikap tidak ikhlas tidak akan membawa pada keberkahan dan rida dari Allah SWT. Rasulullah pun berwirausaha tujuannya tidak lain hanya untuk mendapatkan rida dari Allah SWT. Dengan demikian, perlu rasanya apabila kita membangun kepercayaan disertai rasa ikhlas dengan mengharap rida dari Allah SWT. Karena kita meyakini bahwa hanya Allah sajalah yang Maha Pemberi Rizki. 

Comments