Meraih segenggam harapan

Meraih Segenggam Harapan
         Lantai dingin nan bersih diselingi suara angin yang membisik, terlihat olehku sekelompok mahasiswa sedang asik berdiskusi. Ada yang memimpin jalannya diskusi, ada yang mencatat bagaimana diskusi berlangsung, ada pula yang memberi pendapat, menyanggah atau sekedar memperhatikan jalannya diskusi.

       Sungguh indah melihat para pemuda dan pemudi itu saling berpendapat. Mereka berkata menggelorakan isi hatinya. Melibatkan pikirannya. Serta mengorbankan waktunya sekedar untuk membuat sebuah momen berharga untuk rekannya yang lain. Namun terlihat senyuman manis yang terpancar dari wajah hangat mereka.

          Sesekali diskusi mereka dihibur oleh anak perempuan manis nan menggemaskan yang datang di tengah-tengah diskusi. Mereka tersenyum manis melihat tingkahnya yang polos. Maklum saja usia anak perempuan ini masih kurang lebih enam tahun. 

            Anak perempuan itu sesekali datang ke tempat diskusi ini bersama teman-teman sebayanya. Mereka tersenyum kegirangan apabila bertemu dengan kami. Sungguh, melihat kehangatan ini memang tiada bandingnya. Rindu rasanya melihat kehangatan persaudaraan ini. 

       Aku terus menatap, memperhatikan mereka sambil menuangkan emosi-emosi hati dalam butiran tulisanku di balik ruangan lain yang tidak jauh dari tempat mereka berbincang. Aku merasa kagum dengan mereka. Betapa tidak, mereka tetap semangat dan antusias memperbincangkan agenda-agenda untuk menghibur rekannya yang lain dengan penuh pengorbanan. Namun, prestasi akademik mereka tetap saja baik. 

         Iri rasanya hati ini karena tidak bisa berbuat lebih seperti yang mereka lakukan. Pemenang lomba inilah, mendapat nilai tertinggilah, atau sekedar mengisi materi di depan khalayak ramai. Tetapi mereka masih sempat memikirkan rekannya yang lain. Rasanya seperti pribadi yang sungguh dahsyat. 

         Teringat akan kakak seniorku yang kini sudah bergelar sarjana. Beliau sibuk dengan beragam agenda namun tetap mendapat nilai terbaik bahkan meraih gelar mahasiswa berprestasi. Aku pun kagum dengan beliau, karena beliau selalu memancarkan senyum manis apabila bertemu dengan orang lain. 

        Ingin rasanya mengejar dan melampaui para pemuda - pemudi dahsyat tersebut. Walaupun terasa berat, aku akan coba meringankannya. Walaupun terperosok ke jurang yang mendalam, aku akan coba bangkit kembali dan keluar dari jurang tersebut. Walaupun itu terjadi berkali-kali, akan kucoba untuk tetap optimis dan istiqomah dengan keyakinanku. Dan walaupun aku lupa, aku berdo’a kepada Rabb-ku agar terus dibimbing dan diberi petunjuk oleh-Nya. 

       Diskusi akhirnya mencapai final, satu persatu dari mereka mulai meninggalkan ruangan diskusi ini. Mereka saling melontarkan salam dan senyuman. Hingga akhirnya salam dan senyuman yang terakhir yang kuterima. Tinggallah aku sendiri dalam ruangan yang sempat dijadikan tempat berdiskusi. Kehangatan yang kulihat, seakan melangkah pergi meninggalkanku. 

        Alhamdulillah, rekan-rekan yang lain satu persatu berdatangan ke ruang diskusi ini. Menebar pesona mengembalikan kehangatan persaudaraan. Seperti itulah rasanya ketika aku kembali dikelilingi oleh rekan seperjuangan yang lebih pantas kusebut ‘sahabat’. Hatiku dibuat bahagia dengan kehadiran sahabatku. Kemudian pikiranku diberi pengertian bahwa memang persaudaraan itu penting. Karena kita semua tahu, tak ada seorang pun yang bisa hidup seorang diri. 

      Memang sahabat-sahabatku sungguh luar biasa. Dengan keterampilan serta kemampuan mereka, mereka bisa memanfaatkannya untuk kebermanfaatan orang lain. Sejujurnya aku iri. Aku juga ingin mengerahkan segenap kemampuan dan keterampilanku agar aku juga bisa menjadi seorang yang menebar kebermanfaatan dan kebaikan kepada orang lain. Maka kuputuskan, mulai dari sajak-sajak tulisan ini berbaris membentuk sebuah artikel, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk benar-benar menjadi orang yang sungguh sangat bermanfaat bagi orang lain. Dengan ambisiku itu, aku berusaha menjadi pribadi seorang muslim yang unggul dan berkompeten. 

        Beruntungnya aku, ketika Allah mempertemukan aku dengan sahabat-sahabat yang sungguh dahsyat. Kemudian Allah juga mempertemukan aku dengan para guru yang sangat luar biasa. Sehingga aku semakin termotivasi untuk terus melangkah maju menggenggam harapan. 

         Do’akan aku ya sahabat pembaca yang budiman. Semoga kita semua bisa mencapai kesuksesan dan kebahagiaan serta menebar kebaikan dan kehangatan bagi orang lain. Aaammiiinn..

Comments